JAKARTA - Warga Probolinggo, Jawa Timur, sempat menduga bahwa ribuan ulat yang menyerang 11 desa di dua kecamatan, terkait dengan letusan Gunung Bromo.
Ulat mulai menyerang sejak pekan lalu di Kecamatan Leces dan Kecamatan Tegal Siwalan, seiring meredanya guyuran abu Gunung Bromo.
Menurut General Director BMKG Sri Woro, terkait tentang hal ini pihak BMKG masih mendalami dan harus mengkaji.
"Ya kita masih mendalami terkait tentang ini dan perlu dikaji, memang saat ini temperatur cuaca di Indonesia masih berubah-ubah, mungkin pengaruh juga," katanya singkat saat dihubungi okezone, Rabu (30/3/2011).
Namun, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari menjelaskan, ulat bulu tersebut muncul sebagai dampak perubahan cuaca. Pada kondisi tersebut hewan serangga akan tumbuh optimal termasuk jenis ulat bulu.
Hasyim menjelaskan, cuaca peralihan antara musim hujan dan kemarau sangat mendukung bagi ulat untuk berkembang biak. Meski demikian belum ada penjelasan pasti mengapa baru kali ini serangan ulat terjadi.
Hasyim menjelaskan, satu induk betina bisa menghasilkan 200 sampai 300 telur, sehingga perkembangan serangga ini sangat cepat. Apalagi didukung dukung fase basah atau peralihan menuju musim hujan. Diperkirakan, dalam waktu 10 hari, ribuan ulat tersebut akan berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Hanya saja, karena serangan ulat bulu baru kali pertama terjadi di dua kecamatan ini, sudah merasa takut dan jijik. Warga berharap Dinas Pertanian bisa segera mengakhiri serangan ulat bulu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar