Hidup Rossa yang bahagia musnah dalam sekejap akibat peristiwa tabrakan maut yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Keluar dari rumah sakit, ia diboyong oleh Om Danu adik almarhum ayahnya dan satu sekolah dengan Maya sepupunya.
Awalnya Rossa merasakan kenyamanan namun karena Om Danu terlalu menyayangi gadis itu sampai sering kali melupakan dua anak kandungnya Maya dan Roy, hidupnya mulai berubah. Bukan cuma dimusuhi oleh dua sepupunya, Tante Stella istri Om Danu ikut protes dengan sikap suaminya.
Alasan kalau yang dilakukannya hanya karena kasihan pada Rossa tidak diterima Tante Stella, bersama dua anaknya Maya dan Roy ia mulai berusaha membuat supaya Rossa tidak betah dan segera pergi. Selain lewat ulah Maya dan Roy, Tante Stella juga kerap memarahi Rossa tanpa alasan yang jelas.
Rossa sendiri sebenarnya jengkel dan sempat berniat membalas, namun ia menahan diri karena mengingat kebaikan Om Danu. Ditambah lagi, gadis itu kerap dinasehati Mbok Karti pembantu di rumah yang ditinggalinya.
‘Orang sabar kekasih Tuhan. Dan kalau Tuhan sudah menganggapmu kekasih, tentu Dia akan selalu berada di sampingmu dan akan menolongmu. Rajin-rajinlah shalat, ngaji dan berdzikir kepada Allah, agar kamu menjadi semakin dekat dan mendapatkan ketenangan,’ begitu Mbok Karti selalu menasehati.
Memutuskan untuk menurut, Rossa kerap mengurung diri di kamar sambil berdoa. Namun bukannya sadar, Maya dan Roy makin menjadi. Apalagi di sekolah, Rossa yang cantik dan lembut memikat Reihan, siswa yang sudah lama ditaksir Maya. Begitu tahu Reihan jadian dengan Rossa, Maya tidak bisa menahan kemarahannya lagi dan langsung memaki-maki gadis itu.
Meski Rossa kemudian menjauhi Reihan, amarah Maya belum reda, ia terus menebar teror dengan bantuan Tika dan Linda untuk membuat hidup Rossa di sekolah menderita.
Puncaknya terjadi saat dompet seorang siswi bernama Selly ditemukan di tas Rossa, ia langsung dihukum oleh wali kelas dengan dijemur, mengepel toilet, dan mengembalikan uang yang hilang. Begitu Om Danu tahu, ditambah Tante Stella bersama Maya dan Roy yang memanas-manasi, ia mengusir Rossa dari rumah.
Pergi dengan sedih, Rossa kembali ke rumah peninggalan orangtuanya, namun rumah itu ternyata telah dikontrakkan. Tidak tahu harus pergi kemana lagi, Rossa tidur di emperan toko karena kelelahan. Namun, lagi-lagi disana ia diusir oleh seorang gelandangan.
Tidak menyangka kalau Rossa diusir dari rumah, Tika yang menyesal karena telah bersekongkol dengan Maya menceritakan semuanya ke Reihan, yang langsung memarahi Maya. Sebelum mencari Rossa, Reihan juga mengadukan semua kejahatan Maya pada Om Danu. Sangat terpukul dan tidak menyangka putrinya bakal berbuat sekeji itu, Om Danu yang menyesal karena telah bertindak gegabah ikut melakukan pencarian.
ROssa akhirnya tiba di sebuah musholla, dimana ia berdoa untuk mengadu pada Tuhan soal nasib buruk yang dialami hingga tertidur. Sementara itu, Reihan yang begitu mencintai Rossa selama siang dan malam terus mencari Rossa tanpa kenal lelah. Suatu ketika saat kelelahan, ia berhenti di sebuah warung untuk minum dan beristirahat sejenak.
Siapa sangka, pelayan warung itu adalah Rossa. Keduanya sama-sama kaget, Rossa berusaha menghindar namun Reihan mampu mengejarnya. Rupanya, Rossa ditampung oleh pengurus musholla dan sebagai rasa terima kasih, gadis itu membantu untuk menjagai warung yang terletak tidak jauh dari musholla yang ditumpanginya.
Dengan gembira, Reihan melaporkan temuannya pada Om Danu, yang bersama keluarganya langsung datang menjemput sambil minta maaf atas kekeliruan yang dilakukannya. Tidak cuma itu, Om Danu juga meminta Rossa untuk kembali tinggal dirumahnya.
Setelah Rossa kembali, sikap Tante Stella dan dua anaknya berubah menjadi baik. Namun, semua hanyalah kamuflase karena mereka berniat melakukan hal keji yaitu membunuh Rossa yang dianggap sebagai duri dalam daging. Melakukan semuanya tanpa sepengetahuan Om Danu, Tante Stella membisikkan rencananya pada Maya dan Roy.
Di hari yang cerah, Tante Stella mengajak keluarganya untuk melihat perkebunan teh di Puncak. Namun dengan berbagai alasan, Maya dan Roy absen sehingga hanya Rossa yang ikut pergi. Tanpa sepengetahuan Om Danu dan Rossa, Maya dan Roy ternyata hanya pura-pura.
Berhasil mendahului Om Danu untuk tiba di lokasi, Maya dan Roy menyiapkan batu besar di atas bukit untuk mencelakai Rossa. Sambil menunggu sasaran, keduanya bersembunyi di kebun teh. Tak lama kemudian Om Danu yang ditemani Tante muncul dan Rossa muncul dengan wajah ceria, Rossa, tidak sadar akan bahaya yang mengancam.
Di atas bukit, mata Maya dan Roy terus mengincar ke bawah, mencari saat-saat yang tepat untuk menjatuhkan batu-batu besar itu agar tepat mengenai sasaran. Setelah cukup lama menunggu, kesempatan itu akhirnya muncul.
Seperti yang sudah direncanakan, Tante Rossa sengaja menggiring Om Danu agar menjauh dari Rossa. Setelah berhasil menjaga jarak dengan, tiba-tiba saja sebuah batu yang cukup besar menggelinding dari atas bukit, dan mengarah tepat ke sasaran utama yaitu Rossa.
Tapi ketika hanya tinggal beberapa meter saja di atas kepala Rossa, tiba-tiba batu tersebut membentur sebuah batu lain sehingga berubah arah ke Tante Stella, yang langsung tersungkur pingsan tertimpa batu. Semua kaget, terlebih Roy dan Maya.
Saat di rumah sakit, kondisi Tante Stella kritis karena terlalu banyak mengeluarkan darah. Celakanya lagi, tak seorang pun dari Om Dani dan kedua anaknya yang darahnya cocok.
Rossa menawarkan diri untuk menyumbangkan darah karena menurutnya, darah Tante Stella sama dengan miliknya. Berkat pertolongan gadis itu, nyawa Tante Stella berhasil diselamatkan.
Tante Stella sangat trenyuh dengan pengorbanan dan ketulusan Rossa padahal sang keponakan selalu dianiaya. Akhirnya, ia mengajak kedua anaknya untuk minta maaf atas segala kesalahan dan berjanji menyayangi Rossa sepenuh hati.(nadas-production/indosiar.com/mdL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar