Sabtu, 30 April 2011

Film "Cintaku Sahabatku"

Gadis adalah cewek cantik, pintar, supel, kaya tapi tidak sombong sehingga selalu mengundang decak kagum cowok-cowok disekolahnya. Bahkan karena prestasinya di berbagai kegiatan sekolah, dia terkenal hingga ke sekolah lain.
Gadis bersahabat dengan salah satu siswa dikelasnya Randy yang ganteng, pintar, kayak, baik, pendengar dan pemberi masukan yang menyejukan. Persahabatan mereka dilatar belakangi karena sama-sama suka buku-buku pujangga Khalil Gibran serta kedekatan keluarga mereka yang sudah saling mengenal sejak mereka kecil.
3 tahun sudah persahabatan mereka terbina, suka duka dialami bersama sampai-sampai Randy menjadi orang yang paling Gadis percaya untuk menjadi tempat bercerita tentang yang terjadi dalam kehidupan pribadinya. Kedua orang tua masing-masing yang memang berteman baik sudah tahu dan mahfum dengan persahabatan putra-putri mereka.
Sudah banyak cowok yang pernah menjadi kekasih Gadis mulai Johan (posesif), Resnu (materialistis), Dhika (pecandu narkoba), Galih (playboy kacangan), sampai Andrew (beda agama). Semua cowok yang hadir dalam kehidupan Gadis diketahui Randy karena Gadis selalu menceritakan kepada sang sahabat.
Tak terasa kelulusan SMA sudah dekat dan dengan berakhirnya ujian, semua mulai sibuk merencanakan kuliahnya. Randy yang memang hobi menulis buku harian mulai galau karena berarti akan segera berpisah dengan sahabatnya yang juga ternyata adalah cewek yang selama ini dicintainya.
Tanpa sepengetahuan Gadis, diam-diam Randy mencurahkan perasaannya pada Gadis melalui buku harian karena ia sangat takut kalau sang sahabat tahu dan cintanya bertepuk sebelah tangan. Randy tidak ingin Gadis menjauhinya.
Hartono dan Nina yang adalah ayah dan ibu Randy sangat mengenal putra sulungnya yang cenderung introvet dan berbeda dengan adiknya Rara yang lebih ceplas ceplos. Mereka sudah mencium adanya perasaan Randy yang spesial pada Gadis yang sudah dianggap seperti anak sendiri, namun mereka tak mau ikut campur.
Sementara itu, Danny dan Intan orangtua Gadis sangat ingin melihat masa depan anaknya gemilang dengan mendapatkan kehidupan serta pasangan yang juga sepadan. Karena itu, tak jarang mereka menjodohkan sang putri dengan anak relasi-relasinya yang sudah berhasil kuliah di luar negeri.
Kedua orang tua Gadis mengenal Randy sebagai sahabat sejati anaknya, mereka sudah menganggap Randy sebagai anak. Walau kenal baik dengan orangtua Randy yang juga kaya dan berpendidikan, mereka tidak berani menjodohkan Randy dengan Gadis, karena setiap ditanyakan, Gadis hanya menganggap Randy sebagai sahabat.
Itu pula yang membuat orang tua Gadis memutuskan untuk menjodohkan putrinya dengan Charly  putra tunggal relasi ayahnya yang sudah menyelesaikan kuliah di Inggris. Selain sudah bekerja dan menetap disana, Charly juga tampan dan keluarganya ingin melihat putranya punya momongan.
Karena berulangkali gagal dalam pacaran, Gadis akhirnya pasrah mengetahui orang tuanya akan menjodohkannya. Harapannya adalah tidak langsung menikah setelah tunangan supaya ada ruang untuk tetap melanjutkan Kuliah di Inggris sambil mengenal Charly lebih jauh. Keputusan itu diceritakan pada sahabatnya Randy, yang langsung terpukul.
Randy menyesal kenapa tidak berani berterus terang, sekarang semuanya sudah terlambat. keputusan Gadis dan keluarganya sendiri sudah bulat, bahkan pertunangan sudah berlangsung dan tinggal satu minggu lagi Gadis akan meninggalkan Indonesia menuju Inggris bersama Charly.
Siapa sangka selama masa pengenalan, Gadis menemukan banyak ketidakcocokan antara dirinya dan Charly. Apalagi, ternyata Charly kasar dan otoriter bahkan tak jarang cenderung mengancam dan memaksa untuk mendapatkan keinginannya. Namun, pemuda itu bisa menutupi dengan bersikap manis (munafik) didepan kedua orangtua Gadis.
Tidak mau melukai orang tuanya, Gadis cuma bisa membayangkan kenangan indah bersama sang sahabat, dan sadar kalau tidak ada satupun laki-laki yang mengerti dirinya melebihi Randy. Hari begitu cepat berlalu, dan waktu keberangkatan akhirnya tiba, Gadis gelisah menunggu Randy yang janji akan mengantar kepergiannya.
Di rumah, Randy bimbang antara pergi dan tidak. Berkat dukungan dari adiknya, Randy pergi dengan tekad mengutarakan perasaannya dan merelakan Gadis-nya pergi. Setelah mengungkapkan perasaannya walau kemungkinan bertepuk sebelah tangan, Randy tidak peduli karena yang terpenting ia telah jujur.
Di bandara, Randy berlari mengejar waktu untuk bisa menemui belahan jiwanya. Tinggal selangkah lagi menuju pintu keberangkatan, Gadis tesentak mendengar sebait kata-kata romantis dikutip dari Karya Kahlil Gibran. Saat itu juga Gadis tahu bahwa takdir cintanya adalah Randy.(nadas-online/indosiar.com/mdL)
www.indosiar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar